{getBlock} $results={4} $label={Video} $type={block2} $color={#1abc9c}

MATERI TABEL PERIODIK

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.

  1. Memahami perkembangan sistem periodik unsur dan kelemahannya.
  2. Menentukan letak unsur dalam tabel periodik dan meramalkan sifat-sifatnya.
  3. Memahami sifat periodik unsur.
  4. Menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan sistem periodik dan sifat-sifatnya.

Pada tahun 1789, Antoine Lavoisier mengelompokkan 33 unsur berdasarkan sifat kimianya,yaitu gas, tanah, logam, dan nonlogam. Kelompok unsur gas terdiri atas oksigen, nitrogen, dan hidrogen. Kelompok unsur tanah terdiri atas magnesium oksida, kapur, berilium oksida, dan silikon oksida. Kelompok unsur logam terdiri atas perak, arsenik, antimon, bismut, kobalt, tembaga, timah, raksa, besi, dan sebagainya. Kelompok unsur nonlogam terdiri atas karbon, asam klorida, asam fl uorida, sulfur, fosfor, dan asam boraks. Untuk mempelajari unsur-unsur yang sangat banyak tersebut, maka disusunlah sistem periodik unsur. Sistem periodik unsur dapat mempermudah kita dalam mempelajari kecenderungan sifat unsur, serta dapat meramalkan sifat unsur yang akan ditemukan nantinya.

A. PERKEMBANGAN TABEL PERIODIK

a. Pengelompokan Unsur Triade Dobereiner

Pada tahun 1817, Johann Wolfgang Dobereiner mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa dan kesamaan sifatnya. Satu kelompok terdiri atas tiga unsur yang disebut dengan triade. Dalam satu triade, massa unsur yang di tengah merupakan rata-rata dari massa unsur di sebelah kiri dan kanannya.

Contoh Soal 1

Unsur A, B, dan C merupakan sekelompok unsur triade. Jika massa unsur A adalah 40, massa unsur C adalah 50, maka tentukan massa unsur B!

Pembahasan:

Berdasarkan hukum Dobereiner, massa unsur yang di tengah merupakan rata-rata dari massa unsur di sebelah kiri dan kanannya. Dengan demikian, diperoleh:

Massa B = (massa A + massa C) / 2

               = (40+50) / 2

               = 90 / 2

               = 45

Jadi, massa unsur B adalah 45.

Contoh Soal 2

Unsur X, Y, dan Z merupakan sekelompok unsur triade. Jika massa unsur Y adalah 55 dan massa unsur Z adalah 75, maka tentukan massa unsur X.

Pembahasan:

Berdasarkan hukum Dobereiner, massa unsur yang di tengah merupakan rata-rata dari massa unsur di sebelah kiri dan kanannya. Dengan demikian, diperoleh:

Massa Y = (massa X + massa Z) / 2

          55  = (massa X +75) / 2

        110  = massa X +75

massa X = 35

Jadi, massa unsur X adalah 35.

Pengelompokan unsur triade Dobereiner ini masih memiliki kelemahan. Dobereiner hanya fokus pada hubungan masing-masing unsur dalam satu triade, tetapi tidak menjelaskan hubungan antara triade yang satu dengan lainnya. Selain itu, Dobereiner juga tidak dapat mengklasifikasikan unsur-unsur yang jumlahnya banyak dan mirip.

b. Pengelompokan Unsur Oktaf Newlands

Pada tahun 1864, John Newlands menyusun unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatif. Ia mendapati bahwa unsur ke delapan memiliki sifat yang mirip dengan unsur pertama, unsur kesembilan memiliki sifat yang mirip dengan unsur kedua, dan seterusnya. Sifat-sifat unsur yang ditemukan ini berkala atau periodik tiap unsur ke delapan. Oleh karena itu, disebut dengan hukum oktaf. Ilustrasi dari susunan unsur-unsur berdasarkan hukum oktaf adalah sebagai berikut.

1    2    3   4    5   6    7

A   B   C   D   E   F   G

1    2

H    I

Pengelompokan unsur oktaf Newlands ini masih memiliki kelemahan, yaitu hukum oktaf hanya sesuai untuk unsur dengan massa atom kecil, sedangkan untuk unsur dengan massa atom besar, tidak terjadi pengulangan sifat sesuai hukum oktaf.

c. Tabel Periodik Unsur Mendeleev dan Lothar Meyer

Pada tahun 1869, dua ahli kimia, yaitu Lothar Meyer dari Jerman dan Dimitri Mendeleev dari Rusia melakukan penelitian berdasarkan hukum oktaf Newlands. Mendeleev meneliti hubungan massa atom dengan sifat-sifat kimia, sedangkan Lothar Meyer meneliti hubungan massa atom dengan sifat-sifat fisika. Menurut Mendeleev, bila unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atomnya, maka sifat unsur tersebut akan berulang secara periodik. Pernyataan inilah yang dikenal dengan hukum periodik unsur. Susunan unsur-unsur oleh Mendeleev selanjutnya disebut dengan tabel periodik bentuk pendek. Tabel periodik ini diterbitkan pertama kali pada tahun 1871 dengan lajur tegak disebut golongan dan lajur mendatar disebut periode. Beberapa hal penting yang berkaitan dengan tabel periodik Mendeleev adalah sebagai berikut.

  1. Atom-atom disusun berdasarkan kenaikan massa atom dengan mengutamakan sifat-sifatnya. Setelah unsur-unsur tersebut mencapai jumlah tertentu, sifatnya akan berulang kembali.
  2. Pada tabel periodik Mendeleev, disediakan beberapa tempat kosong untuk unsur unsur yang diyakini akan ditemukan. Ternyata benar, pada tahun 1879 ditemukan scandium, pada tahun 1875 ditemukan galium, dan pada tahun 1886 ditemukan germanium.
  3. Ditemukan unsur-unsur yang sekarang disebut unsur transisi dan diletakkan pada lajur khusus.
  4. Tabel periodik Mendeleev dapat mengoreksi massa atom Cr yang semula 43,3 menjadi 52.
  5. Tabel periodik Mendeleev membagi unsur-unsur dalam 8 deret vertikal yang disebut golongan. Unsur dalam satu golongan memiliki sifat sama.

Tabel periodik Mendeleev ini masih memiliki kelemahan, yaitu adanya unsur dengan massa atom relatif yang lebih besar terletak di depan unsur dengan massa atom relatif yang lebih kecil (Te = 128 dan I = 127).

d. Tabel Periodik Modern (Tabel Periodik Bentuk Panjang)

Pada tahun 1914, Henry Moseley melakukan percobaan dan menyimpulkan bahwa sifat dasar atom adalah nomor atom, bukan nomor massa. Henry Moseley juga memperbarui hukum periodik Mendeleev menjadi hukum periodik modern dengan sifat-sifat unsur merupakan fungsi periodik dari nomor atomnya. Artinya, bila unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan nomor atom, maka sifat unsur-unsur tersebut akan berulang secara periodik. Tabel periodik modern inilah yang digunakan hingga saat ini. Lajur mendatar pada tabel periodik modern disebut periode, sedangkan lajur tegaknya disebut golongan.

1. Periode

Periode menunjukkan banyaknya kulit yang terisi elektron. Nomor periode sama dengan jumlah kulitnya.Tabel periodik modern memiliki 7 periode, yaitu sebagai berikut.

  • Periode 1 disebut periode sangat pendek, karena berisi 2 unsur.
  • Periode 2 dan 3 disebut periode pendek, karena berisi 8 unsur.
  • Periode 4 dan 5 disebut periode panjang, karena berisi 18 unsur.
  • Periode 6 disebut periode sangat panjang, karena berisi 32 unsur. Pada periode ini terdapat deret lantanida, yaitu unsur dengan nomor atom 58 sampai 71 yang terletak pada lajur khusus di bawah tabel.
  • Periode 7 disebut periode yang belum lengkap, karena belum semua unsur ditemukan. Sampai saat ini, periode 7 berisi 24 unsur termasuk deret aktinida, yaitu unsur dengan nomor atom 90 sampai 103.

2. Golongan

Golongan menunjukkan unsur-unsur yang memiliki sifat mirip. Tabel periodik terdiri atas 8 golongan yang ditandai dengan angka romawi. Golongan ini terbagi menjadi 2, yaitu golongan A (golongan utama) dan golongan B (golongan transisi).

B. MENENTUKAN LETAK PERIODE DAN GOLONGAN SUATU UNSUR

Periode menunjukkan jumlah kulit. Oleh karena itu, letak periode suatu unsur dapat ditentukan dari jumlah kulitnya. Jumlah kulit ditandai dengan angka di depan subkulit yang terbesar. Golongan menunjukkan jumlah elekton valensi (elektron di kulit terluar). Untuk menentukan golongan suatu unsur, perhatikan beberapa aturan berikut.

a. Golongan A (Golongan Utama)

Unsur yang terletak pada golongan utama memiliki elektron terakhir di subkulit s atau p. Jika elektron terakhir di subkulit s, maka nomor golongan ditentukan oleh jumlah elektron terakhirnya. Namun, jika elektron terakhir di subkulit p, maka nomor golongan merupakan jumlah elektron pada subkulit s dan p terakhirnya (s + p).

b. Golongan B (Golongan Transisi)

Unsur yang terletak pada golongan transisi memiliki elektron terakhir di subkulit d. Pada umumnya, nomor golongan transisi ditentukan dengan menjumlahkan elektron pada subkulit s terakhir dengan elektron pada subkulit d terakhir (s + d). Akan tetapi, terdapat beberapa pengecualian. Untuk lebih jelasnya, perhatikan penjelasan berikut.

Jika konfigurasi elektronnya berakhir pada:

  • s2 d1, maka golongan III B;
  • s2 d2, maka golongan IVB;
  • s2 d3, maka golongan VB;
  • s1 d5, maka golongan VIB;
  • s2 d5, maka golongan VIIB;
  • s2 d6, s2 d7, s2 d8, maka golongan VIIIB;
  • s1 d10, maka golongan IB; dan
  • s2 d10, maka golongan IIB.

c. Golongan Transisi Dalam (IIIB)

Unsur yang terletak pada golongan transisi dalam memiliki elektron terakhir di subkulit f, antara lain:

  • golongan lantanida, jika elektron terakhir di 4f; dan
  • golongan aktinida, jika elektron terakhir di 5f.

Contoh Soal 3

Tentukan letak periode dan golongan dari unsur berikut.

1). 11Na          4). 27Co

2). 17Cl          5). 30Zn

3). 22Ti          6). 99Es

Pembahasan:

1. 11Na = 1s2 2s2 2p6 3s1

Oleh karena kulit tertinggi adalah kulit ke-3, maka termasuk periode 3. Oleh karena elektron terakhir di subkulit s dan berjumlah 1, maka termasuk golongan IA.

2. 17Cl = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5

Oleh karena kulit tertinggi adalah kulit ke-3, maka termasuk periode 3. Oleh karena elektron terakhir di subkulit p dan jumlah elektron valensinya 7, yaitu 2 elektron dari subkulit 3s dan 5 elektron dari subkulit 3p, maka termasuk golongan VIIA.

3. 22Ti = [Ar] 4s2 3d2

Oleh karena kulit tertinggi adalah kulit ke-4, maka termasuk periode 4. Oleh karena elektron terakhir di subkulit d dan jumlah elektron valensinya 4, yaitu 2 elektron dari subkulit 4s dan 2 elektron dari subkulit 3d, maka termasuk golongan IVB.

4. 27Co = [Ar] 4s2 3d7

Oleh karena kulit tertinggi adalah kulit ke-4, maka termasuk periode 4. Oleh karena elektron terakhir di subkulit d dan jumlah elektron valensinya 9, yaitu 2 elektron dari subkulit 4s dan 7 elektron dari subkulit 3d, maka termasuk golongan VIIIB.

5. 30Zn = [Ar] 4s2 3d10

Oleh karena kulit tertinggi adalah kulit ke-4, maka termasuk periode 4. Oleh karena elektron terakhir di subkulit d dan jumlah elektron valensinya 12, yaitu 2 elektron dari subkulit 4s dan 10 elektron dari subkulit 3d, maka termasuk golongan IIB.

6. 99Es = [Rn] 7s2 5f11

Oleh karena kulit tertinggi adalah kulit ke-7, maka termasuk periode 7. Oleh karena elektron terakhir di subkulit 5f, maka termasuk golongan aktinida.

d. Elektron Valensi

Elektron valensi adalah elektron di kulit terluar. Jumlah elektron valensi dapat ditentukan dengan aturan berikut.

  • Jika elektron terakhir di subkulit s, maka elektron valensinya sejumlah elektron yang mengisi subkulit tersebut.
  • Jika elektron terakhir di subkulit p, maka elektron valensinya sama dengan jumlah elektron di subkulit s dan p.
  • Jika elektron terakhir di subkulit d, maka elektron valensinya sama dengan jumlah elektron di subkulit s dan d.
  • Jika elektron terakhir di subkulit f, maka elektron valensinya sama dengan jumlah elektron di subkulit s dan f.
e. Kulit Valensi
Kulit valensi adalah kulit yang digunakan untuk menghitung elektron valensi.

f. Blok
Blok adalah letak subkulit dari elektron valensi.

Contoh Soal 4
Tentukan periode, golongan, elektron valensi, kulit valensi, dan blok dari unsur berikut.
a). 20Ca               d. 34Se
b). 23V                 e. 99Es
c). 28Ni

Pembahasan:

a. 20Ca = [Ar] 4s2

Oleh karena kulit tertinggi adalah kulit ke-4, maka termasuk periode 4.
Oleh karena elektron valensi di subkulit 4s dan berjumlah 2, maka termasuk golongan IIA.
Jadi, 20Ca terletak pada periode 4, golongan IIA, elektron valensi 2, kulit valensi 4s,
dan blok s.

b. 23V = [Ar] 4s2 3d3

Oleh karena kulit tertinggi adalah kulit ke-4, maka termasuk periode 4.
Oleh karena elektron terakhir di subkulit d dan jumlah elektron valensinya 5, yaitu 2 elektron dari subkulit 4s dan 3 elektron dari subkulit 3d, maka termasuk golongan VB.
Jadi, 23V terletak pada periode 4, golongan VB, elektron valensi 5, kulit valensi 4s 3d
atau 3d 4s, dan blok d.

c. 28Ni = [Ar] 4s2 3d8

Oleh karena kulit tertinggi adalah kulit ke-4, maka termasuk periode 4.
Oleh karena elektron terakhir di subkulit d dan jumlah elektron valensinya 10, yaitu 2 elektron dari subkulit 4s dan 8 elektron dari subkulit 3d, maka termasuk golongan VIIIB.
Jadi, 28Ni terletak pada periode 4, golongan VIIIB, elektron valensi 10, kulit valensi 4s
3d atau 3d 4s, dan blok d.

d. 34Se = [Ar] 4s2 3d10 4p4

Oleh karena kulit tertinggi adalah kulit ke-4, maka termasuk periode 4.
Oleh karena elektron terakhir di subkulit p dan jumlah elektron valensinya 6, yaitu 2 elektron dari subkulit 4s dan 4 elektron dari subkulit 4p, maka termasuk golongan VIA.
Jadi, 34Se terletak pada periode 4, golongan VIA, elektron valensi 6, kulit valensi 4s
4p, dan blok p.

e. 99Es = [Rn] 7s2 5f11

Oleh karena kulit tertinggi adalah kulit ke-7, maka termasuk periode 7.
Oleh karena elektron terakhir di subkulit 5f dengan jumlah elektron valensi 13, yaitu 2 elektron dari subkulit 7s dan 11 elektron dari subkulit 5f, maka termasuk golongan aktinida.
Jadi, 99Es terletak pada periode 7, golongan aktinida, elektron valensi 13, kulit valensi
7s 5f atau 5f 7s, dan blok f.

Contoh Soal 5

Unsur X memiliki bilangan kuantum elektron terakhir seperti berikut.
n = 4; â„“ = 2; m = 0; s = +1/2
Jika jumlah neutron dari atom X adalah 45, maka tentukan:
a. konfigurasi elektron dari atom X;
b. nomor atom dan nomor massa atom X;
c. periode dan golongan unsur X; serta
d. elektron valensi, kulit valensi, dan blok dari unsur X!

Pembahasan:

Bilangan kuantum elektron terakhir dari unsur X adalah sebagai berikut.
  • n = 4 → kulit ke-4
  • â„“ = 2 → subkulit d =
  • m = 0 → elektron terakhir di orbital 0
  • s = +1/2 → elektron ke arah atas
Dengan demikian, diperoleh:
 1    1    1
-2   -1   0    +1    +2

Dari diagram tersebut, dapat diketahui bahwa elektron terakhir terletak di 4d3. Dengan demikian, diperoleh:

a. Konfigurasi atom X = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4p6 3d10 4p6 5s2 4d3

b. Nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron = 41
Nomor massa = jumlah proton + jumlah neutron
                       = nomor atom + jumlah neutron
                       = 41 + 45
                       = 86
c. Oleh karena kulit tertinggi adalah kulit ke-5, maka termasuk periode 5.
Oleh karena elektron terakhir di subkulit d dan jumlah elektron valensinya 5, yaitu 2 elektron dari subkulit 5s dan 3 elektron dari subkulit 4d, maka termasuk golongan VB.

d. Oleh karena elektron terakhir di subkulit d, maka elektron valensinya sama dengan jumlah elektron di subkulit 5s dan 4d, yaitu 5. Dengan demikian, kulit valensinya 5s 4d atau 4d 5s, dan termasuk dalam blok d (karena elektron terakhir mengisi subkulit d).

Contoh Soal 6

Jika konfigurasi ion X3+ = [Ar] 3d5, maka tentukan:
a. konfigurasi atom X;
b. nomor atom X;
c. periode, golongan, elektron valensi, kulit valensi, dan blok dari atom X; serta
d. bilangan kuantum elektron terakhir dari atom X!

Pembahasan:

a. Konfigurasi ion X3+ = [Ar] 3d5
Pada ion X3+, ada 3 elektron yang keluar dari atom X, yaitu 2 elektron berasal dari 4s dan 1 elektron berasal dari 3d. Dengan demikian, jika atom X tersebut memiliki elektron yang lengkap, maka konfigurasinya menjadi X = [Ar] 4s2 3d6.

b. Nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron pada atom netral
Jumlah elektron pada atom X sama dengan jumlah elekron atom Argon ditambah dengan jumlah elektron pada subkulit 4s dan 3d. Dengan demikian, diperoleh:
Nomor atom = 18 + 2 + 6 = 26

c. Oleh karena kulit tertinggi adalah kulit ke-4, maka termasuk periode 4.
Oleh karena elektron terakhir di subkulit d dan jumlah elektron valensinya 8, yaitu 2 elektron dari subkulit 4s dan 6 elektron dari subkulit 3d, maka termasuk golongan VIIIB.
Oleh karena elektron terakhir di subkulit d, maka elektron valensinya sama dengan jumlah elektron di subkulit 4s dan 3d, yaitu 8. Dengan demikian, kulit valensinya 4s 3d atau 3d 4s, dan termasuk dalam blok d (karena elektron terakhir mengisi subkulit d).

d. Elektron terakhir dari atom X adalah 3d6.
Gambar diagram orbital elektron terakhir:
3d6 = ↿⇂    ↿    ↿      ↿     ↿
          -2   -1    0    +1   +2
Bilangan kuantum elektron terakhir:
n = 3 (kulit ke-3)
â„“ = 2 (subkulit d)
m = -2 (nomor orbital = -2)
s = -1/2 (elektron ke arah bawah)

C. SIFAT PERIODIK UNSUR

Sifat suatu unsur ditentukan oleh atom-atom penyusunnya. Partikel penyusun suatu atom terdiri atas proton, elektron, dan neutron. Sifat proton, elektron, dan neutron untuk setiap atom adalah sama, yang membedakan hanyalah susunan elektron di sekitar inti atomnya. Berikut ini merupakan beberapa sifat keperiodikan unsur, yaitu:

a. Jari-Jari Atom

Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom hingga kulit elektron terluar.

1. Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), jari-jari atom semakin besar karena jumlah kulit semakin banyak.

Contoh:

Jari-jari atom 19K lebih besar daripada jari-jari atom 3Li. Konfigurasi atom kalium adalah 2 8 8 1 dengan 4 kulit, sedangkan konfigurasi atom litium adalah 2 1 dengan 2 kulit. Oleh karena jumlah kulit atom kalium lebih banyak daripada litium, maka jari-jari atom kalium juga lebih besar daripada jari-jari atom litium.

2. Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), jari-jari atom semakin kecil karena jumlah muatan inti semakin banyak, sedangkan jumlah kulit tetap. Bertambahnya muatan inti menyebabkan elektron tertarik lebih kuat oleh inti atom sehingga jari-jari atom mengecil.

Contoh:

Jari-jari atom 11Na lebih besar daripada jari-jari atom 17Cl.
Jumlah muatan inti atom Cl lebih banyak daripada jumlah muatan inti atom Na.
Akibatnya, gaya tarik ke inti atom pada atom Cl juga lebih besar daripada atom
Na. Meskipun kedua atom itu memiliki jumlah kulit yang sama, gaya tarik ke inti
menyebabkan jari-jari atom Cl lebih kecil daripada jari-jari atom Na.

3. Jari-jari kation (ion positif ) lebih kecil daripada jari-jari atom netralnya. Hal ini terjadi karena saat suatu atom melepas elektron, maka jumlah muatan positif di inti atom akan lebih besar daripada muatan negatif di kulit atom. Akibatnya, gaya tarik ke inti atom pada kation juga lebih besar daripada atom netralnya sehingga jari-jari pada kationnya mengecil.

Contoh:

Jari-jari atom 11Na > jari- jari atom Na+.

4. Jari-jari anion (ion negatif) lebih besar daripada jari-jari atom netralnya. Hal ini terjadi karena saat suatu atom menyerap elektron, maka jumlah muatan negatif di kulit atom lebih besar daripada muatan positif di inti atom. Akibatnya, gaya tarik-menarik elekton lebih kuat dibandingkan gaya tarik inti atom sehingga jari-jarinya membesar.

Contoh:

Jari- jari ion 11Cl- > jari-jari atom 11Cl.
Pada anion 11Cl-, jumlah elektronnya 12 dan jumlah protonnya 11. Inti atom akan
lebih tertarik ke arah kulit sehingga jari-jarinya akan mengembang (membesar).

b. Energi/Potensial Ionisasi

Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepas satu elektron dari suatu atom netral dalam wujud gas. Besarnya energi ionisasi bergantung pada besarnya gaya tarik inti terhadap elektron yang akan dilepas, yaitu elektron di kulit terluar. Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), energi ionisasi semakin bertambah. Hal ini terjadi karena walaupun dalam satu periode jumlah kulitnya sama, tetapi muatan inti atomnya terus bertambah. Akibatnya, gaya tarik inti atom semakin kuat sehingga energi yang diperlukan untuk melepas elektron terluar menjadi semakin besar. Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), energi ionisasi semakin berkurang. Hal ini terjadi karena dengan bertambahnya jumlah kulit, jarak elektron terluar semakin jauh. Akibatnya, gaya tarik ke inti atom semakin lemah sehingga energi yang diperlukan untuk melepas elektron terluar menjadi semakin kecil. 
Energi ionisasi pada unsur periode 3 memiliki sedikit penyimpangan, yaitu:
  • Energi ionisasi atom Mg lebih besar daripada energi ionisasi atom Al. Hal ini terjadi karena pada atom Mg, elektron terakhirnya berpasangan, yaitu pada 3s2. Akibatnya, elektronnya lebih sulit dilepas dibandingkan dengan elektron terakhir atom Al yang tunggal, yaitu pada 3p.
  • Energi ionisasi atom 15P lebih tinggi daripada atom 16S. Hal ini terjadi karena elektron pada subkulit 3p atom 16S bervariasi (ada yang tunggal dan ada yang berpasangan) sehingga energi pada subkulit 3p tidak terlalu stabil dibandingkan dengan atom P. Semakin stabil suatu orbital, semakin besar energi yang diperlukan untuk melepas elektron terakhirnya.
c. Afinitas Elektron

Afinitas elektron adalah energi yang dilepaskan oleh suatu atom dalam bentuk gas ketika menyerap sebuah elektron untuk membentuk ion negatif. Semakin besar afinitas elektron, semakin besar juga kecenderungan suatu atom untuk menjadi ion negatif . 

Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), afinitas elektron semakin besar. Hal ini terjadi karena semakin ke kanan, unsur-unsurnya lebih mudah menyerap elektron menjadi ion bermuatan negatif (anion). Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), afinitas elektron semakin kecil. Hal ini terjadi karena semakin ke bawah, unsur-unsurnya lebih mudah melepas elektron menjadi ion positif (kation). 

Pada umumnya, unsur-unsur logam memiliki afinitas elektron yang rendah karena cenderung melepas elektron membentuk ion positif (kation). Sementara itu, unsur-unsur nonlogam umumnya memiliki afinitas elektron yang besar karena cenderung menyerap elektron membentuk ion negatif (anion).

d. Keelektronegatifan/Elektronegativitas

Keelektronegatifan adalah kecenderungan suatu atom untuk menarik elektron. Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), harga keelektronegatifan semakin bertambah karena unsur-unsurnya cenderung menarik elektron untuk mencapai kestabilannya. Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), harga keelektronegatifan semakin berkurang karena kecenderungan unsur-unsur untuk menarik elektron juga semakin berkurang, bahkan pada unsur logam, cenderung melepas elektron.